Rumah murah Pondok Dukuh Indah 5

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Kamis, 28 Maret 2019

 Tingkat dan jenis eksekusi disiplin bagi pegawai negeri sipil didasarkan pada PP No  Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Bagi Pegawai Negeri Sipil

Tingkat dan jenis eksekusi disiplin bagi pegawai negeri sipil didasarkan pada PP No 53 Tahun 2010 perihal disiplin pegawai. Pegawai yang tidak mematuhi peraturan terhadap pasal tersebut akan diberikan eksekusi disiplin menyerupai berikut.  Sebelumnya baca Kewajiban dan Larangan Bagi PNS

Pada Bab III Pasal 7 Tentang Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin 
  1.  Tingkat eksekusi disiplin terdiri dari: a.  hukuman disiplin ringan; b.  hukuman disiplin sedang; dan c.   eksekusi disiplin berat.
  2.  Jenis eksekusi disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) abjad a terdiri dari: a.   teguran lisan; b.  teguran tertulis; dan c.   pernyataan tidak puas secara tertulis.
  3. Jenis eksekusi disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) abjad b terdiri dari: a.  penundaan kenaikan honor terencana selama 1 (satu) tahun; b.  penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan c.   penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
  4. Jenis eksekusi disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) abjad c terdiri dari: a.  penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; b.  pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; c.   pembebasan dari jabatan; d.   pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan  e.   pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

Pada pasal 8 Tentang Pelanggaran Terhadap Kewajiban PNS yaitu sebagai berikut

Hukuman  disiplin  ringan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  7  ayat  (2)  dijatuhkan  bagi  pelanggaran 
terhadap kewajiban:
  1. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia,  dan  Pemerintah sebagaimana dimaksud  da lam Pasal 3 angka 3, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
  2. menaati  segala  peraturan  perundang-undangan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  3  angka  4, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
  3. melaksanakan  tugas  kedinasan  yang  dipercayakan  kepada  PNS  dengan  penuh  pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
  4. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
  5. mengutamakan  kepentingan  negara  daripada  kepentingan  sendiri,  seseorang,  dan/atau  golongan sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  3  angka 7,  a pabila  pelanggaran  berdampak  negatif  pada unit kerja;
  6. memegang  rahasia  jabatan  yang  menurut  sifatnya  atau  menurut  perintah  harus  dirahasiakan sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  3  angka 8,  apabila  pelanggaran  berdampak  negatif  pada unit kerja;
  7. bekerja  dengan  jujur,  tertib,  cermat,  dan  bersemangat  untuk  kepentingan  negara  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 9, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
  8. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada ha l yang sanggup membahayakan atau  merugikan  negara  atau  pemerintah  terutama  di  bidang  keamanan,  keuangan,  dan  materiil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 10, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;  
  9. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 11 berupa: a.  teguran ekspresi bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari kerja; b.  teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah sela ma 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja; dan c.   pernyataan  tidak  puas secara  tertulis  bagi  PNS  yang  tidak masuk  kerja  tanpa  alasan  yang sah selama 11 (sebelas) hingga dengan 15 (lima belas) hari kerja;
  10. menggunakan  dan  memelihara  barang-barang  milik  negara  dengan  sebaik- baiknya  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 13, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
  11. memberikan  pelayanan sebaik- baiknya  kepada masyarakat  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal 3 angka 14, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan;
  12. membimbing bawahan dalam melaksanakan kiprah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 15, apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja;
  13. memberikan  kesempatan  kepada  bawahan  untuk  mengembangkan  karier  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 16, apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja; dan
  14. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud 
  15. dalam Pasal 3 angka 17, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja.

Selanjutnya pada pasal 9

Hukuman  disiplin sedang sebagaimana  dimaksud dalam  Pasal  7  ayat  (3)  dijatuhkan  bagi pelanggaran 
terhadap kewajiban :
  1. mengucapkan sumpah/janji PNS sebagaimana dimaksud dalam Pas al 3 angka 1, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah;
  2. mengucapkan  sumpah/janji  jabatan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  3  angka  2,  apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah;
  3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia,  dan  Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 3, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
  4. menaati  segala  peraturan  perundang -undangan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  3  angka  4, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
  5. melaksanakan  tugas  kedinasan  yang  dipercayakan  kepada  PNS  dengan  penuh  pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
  6. menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
  7. mengutamakan  kepentingan  negara  daripada  kepentingan  sendiri,  seseorang,  dan/atau  golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 7, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
  8. memegang  rahasia  jabatan  yang  menurut  sifatnya  atau  menurut  perintah  harus  dirahasiakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 8, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
  9. bekerja  dengan  jujur,  tertib,  cermat,  dan  bersemangat  untuk  kepentingan  negara  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  3  angka  9,  apabila  pelanggaran  berdampak  negatif  bagi  instansi  yang bersangkutan;
  10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang  dapat membahayakan atau  merugikan  negara  atau  Pemerintah  terutama  di  bidang  keamanan,  keuangan,  dan  materiil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 10, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
  11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 11 berupa: a.   penundaan kenaikan honor terencana selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa  alasan yang sah selama 16 (enam belas) hingga dengan 20 (dua puluh) hari kerja;  b.   penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan  yang sah selama 21 (dua puluh satu) hingga dengan 25 (dua puluh lima) hari kerja; dan  c.   penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26 (dua puluh enam) hingga dengan 30 (tiga puluh) hari kerja;
  12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 12, apabila  pencapaian  sasaran  kerja  pada  akhir  tahun  hanya  mencapai 25%  (dua  puluh  lima persen) hingga dengan 50% (lima puluh persen);
  13. menggunakan  dan  memelihara  barang-barang  milik  negara  dengan  sebaik- baiknya  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  3  angka  13,  apabila  pela nggaran  berdampak  negatif  pada  instansi yang bersangkutan;
  14. memberikan  pelayanan sebaik- baiknya  kepada masyarakat  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal 3 angka 14, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan;
  15. membimbing bawahan dalam  melaksanakan kiprah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 15, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja;
  16. memberikan  kesempatan  kepada  bawahan  untuk  mengembangkan  karier  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 16, apabila pelanggaran dilaku kan dengan sengaja; dan
  17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 17, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan.

Kemudian Pada Pasal 10

Hukuman  disiplin  berat  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  7  ayat  (4)  dijatuhkan  bagi  pelanggaran 
terhadap kewajiban:
  1. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia,  dan  Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 3, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
  2. menaati  segala  ketentuan  peraturan  perundangundangan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  3 angka 4, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
  3. melaksanakan  tugas  kedinasan  yang  dipercayakan  kepada  PNS  dengan  penuh  pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
  4. menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
  5. mengutamakan  kepentingan  negara  daripada  kepentingan  sendiri,  seseorang,  dan/atau  golongan sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  3  angka  7,  apabila  pelanggaran  berdampak  negatif  pada pemerintah dan/atau negara;
  6. memegang  rahasia  jabatan  yang  menurut  sifatnya  atau  menurut  perintah  harus  dirahasiakan sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  3  angka  8,  apabila  pelanggaran  berdampak  negatif  pada pemerintah dan/atau negara;
  7. bekerja  dengan  jujur,  tertib,  cermat,  dan  bersemangat  untuk  kepentingan  negara  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 9, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
  8. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang sanggup membahayakan atau  merugikan  negara  atau  Pemerintah  terutama  di  bidang  keamanan,  keuangan,   dan  materiil sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  3  angka  10,  apabila  pelanggaran  berdampak  negatif  pada pemerintah dan/atau negara;
  9. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 11 berupa: a.  penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 31 (tiga puluh satu) hingga dengan 35 (tiga puluh lima) hari kerja; b.  pemindahan dalam  rangka  penurunan  jabatan setingkat  lebih  rendah  bagi  PNS  yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 36 (tiga puluh enam) hingga dengan 40 (empat puluh) hari kerja;  c.   pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan struk tural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 41 (empat puluh satu) hingga dengan 45 (empat puluh lima) hari kerja; dan  d.   pemberhentian  dengan hormat  tidak  atas  permintaan  sendiri  atau  pemberhentian  tidak  dengan hormat sebagai PNS bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih;
  10. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 12, apabila pencapaian sasaran kerja pegawai pada tamat tahun kurang dari 25% (dua puluh lima persen);
  11. menggunakan  dan  memelihara  barang-barang  milik  negara  dengan  sebaik- baiknya  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 13, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah   dan/atau negara; 
  12. memberikan  pelayanan sebaik- baiknya  kepada masyarakat  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal 3 angka 14, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan; dan
  13. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang  berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 17, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara.

Pada pasal 11 Tentang Pelanggaran Terhadap Larangan PNS yaitu sebagai berikut

Hukuman  disiplin  ringan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  7  ayat  (2)  dijatuhkan  bagi  pelanggaran 
terhadap larangan:
  1. memiliki,  menjual,  membeli,  menggadaikan,  menyewakan,  atau  meminjamkan  barang -barang baik 
    bergerak  atau  tidak  bergerak,  dokumen  atau  surat  berharga  milik  negara,  secara  tidak sah sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  4  angka 5,  apabila  pelanggaran  berdampak  negatif  pada unit kerja;
  2. melaksanakan  kegiatan  bersama  dengan  atasan,  teman  sejawat,  bawahan,  atau  orang  lain  di dalam 
    maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk laba pribadi,  golongan, atau pihak lain yang secara eksklusif atau tidak eksklusif merugikan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
  3. bertindak absolut terhadap bawahannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 9, 
    apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja;
  4. melaksanakan  suatu  tindakan  atau  tidak  melakukan  suatu  tindakan  yang  dapat  menghalangi atau 
    mempersulit  salah  satu  pihak  yang  dilayani  sehingga  mengakibatkan  kerugian  bagi  yang dilayani sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  4  angka  10,  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundangundangan; dan
  5. menghalangi berjalannya kiprah kedinasan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 11, apabila 
    pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja.

Dilanjutkan pada pasal 12

Hukuman  disiplin sedang sebagaimana  dimaksud dalam  Pasal  7  ayat  (3)  dijatuhkan  bagi pelanggaran 
terhadap larangan:
  1. memiliki,  menjual,  membeli,  menggadaikan,  menyewakan,  atau  meminjamkan  barang -barang baik bergerak  atau  tidak  bergerak,  dokumen  atau  surat  berharga  milik  negara  secara  tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
  2. melakukan  kegiatan  bersama  dengan  atasan,  teman  sejawat,  bawahan,  atau  orang  lain  di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk laba pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara eksklusif atau tidak eksklusif merugikan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
  3. bertindak absolut terhadap bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 9, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja;
  4. melakukan  suatu  tindakan  atau  tidak  melakukan  suatu  tindakan  yang  dapat  menghalangi  atau mempersulit  salah  satu  pihak  yang  dilayani  sehingga  mengakibatkan  kerugian  bagi  yang dilayani sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  4  angka  10,  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundangundangan;
  5. menghalangi berjalannya kiprah kedinasan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 11, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi;
  6. memberikan  dukungan  kepada  calon  Presiden/Wakil  Presiden,  Dewan  Perwakilan  Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara ikut serta sebagai pelaksana kampanye, menjadi penerima kampanye dengan memakai atribut partai atau atribut PNS, sebagai penerima kampanye dengan mengerahkan PNS lain, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 12 abjad a, abjad b, dan abjad c;
  7. memberikan  dukungan  kepada  calon  Presiden/Wakil  Presiden  dengan  cara  mengadakan acara yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi penerima pemilu sebelum, selama, dan setelah masa kampanye mencakup pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 13 abjad b; 
  8. memberikan  dukungan  kepada  calon  anggota  Dewan  Perwakilan  Daerah  atau  calon  Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memperlihatkan surat sumbangan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk  atau  Surat  Keterangan  Tanda  Penduduk  sesuai  peraturan  perundang -undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 14; dan
  9. memberikan sumbangan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara terlibat dalam acara kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta mengadakan acara yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calo n yang menjadi penerima pemilu sebelum, selama, dan setelah masa kampanye mencakup pertemuan,   ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ang ka 15 abjad a dan abjad d.

Lalu pada pasal 13

Hukuman  disiplin  berat  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  7  ayat  (4)  dijatuhkan  bagi  pelanggaran 
terhadap larangan:
  1. menyalahgunakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 1;
  2. menjadi mediator untuk mendapatkan laba pribadi dan/atau orang lain dengan memakai kewenangan orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 2;
  3. tanpa  izin  Pemerintah  menjadi  pegawai  atau  bekerja  untuk  negara  lain  dan/atau  lembaga  atau organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 3;
  4. bekerja  pada  perusahaan  asing,  konsultan  asing,  atau  lembaga  swadaya  masyarakat  asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 4;
  5. memiliki,  menjual,  membeli,  menggadaikan,  menyewakan,  atau  meminjamkan  barang -barang baik bergerak  atau  tidak  bergerak,  dokumen  atau  surat  berharga  milik  negara  secara  tidak sah sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  4  angka  5,  apabila  pelanggaran  berdampak  negatif  pada pemerintah dan/atau negara;
  6. melakukan  kegiatan  bersama  dengan  atasan,  teman  sejawat,  bawahan,  atau  orang  lain  di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk laba pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara eksklusif atau tidak eksklusif merugikan negara seb agaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
  7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara eksklusif atau tidak eksklusif dan dengan dalih apapun untuk di angkat dalam jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 7;
  8. menerima  hadiah  atau  suatu  pemberian  apa  saja  dari  siapapun  juga  yang  berhubungan  dengan jabatan dan/atau pekerjaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 8;
  9. melakukan  suatu  tindakan  atau  tidak  melakukan  suatu  tindakan  yang  dapat  menghalangi  atau mempersulit  salah  satu  pihak  yang  dilayani  sehingga  mengakibatkan  kerugian  bagi  yang dilayani sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  4  angka  10,  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundangundangan;
  10. menghalangi berjalannya kiprah kedinasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 11, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
  11. memberikan  dukungan  kepada  calon  Presiden/Wakil  Presiden,  Dewan  Pe rwakilan  Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara sebagai penerima kampanye dengan memakai akomodasi negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 12 abjad d;
  12. memberikan  dukungan  kepada  calon  Presiden/Wakil  Presiden  dengan  cara  membuat keputusan dan/atau  tindakan  yang menguntungkan atau merugikan salah satu  pasangan  calon  selama masa kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 13 abjad a; dan
  13. memberikan sumbangan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara memakai akomodasi yang terkait dengan jabatan dalam acara kampanye dan/atau menciptakan keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 15 abjad b dan abjad c.

Terakhir pada pasal 14

Pelanggaran terhadap kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud 
dalam Pasal 8 angka 9, Pasal 9 angka 11, dan Pasal 10 angka 9 dihitung secara kumulatif hingga dengan 
tamat tahun berjalan.

0 komentar:

Posting Komentar